#JEPARASATUBUKU
Sebelum saya bercerita, perkenalkan nama saya Andre, umur saya sampai dengan saat ini genap 30 tahun dan saya belum menikah, saya merupakan anak satu-satunya di keluarga Ayahku, beliau adalah seorang ayah yang sangat bijaksana, ulet, jujur dan sayang sama keluarga. cerita ini sengaja saya tulis di dalam blog ini karena menurut saya cerita ini sangat memotivasi kita untuk terus maju kedepan walau aral rintangan menghadang kita. Berikut ceritanya !!!! .
Pada hari itu angin kencang disertai hujan dan petir mengguyur kota kami, jalanan yang licin, langit yang tertutup awan membuat suasana siang itu benar-benar menakutkan . Saat itu saya disuruh untuk mengantarkan ayah menghadiri undangan pesta dari salah satu rekan kerjanya, jarak dari rumah kami ke tempat acara resepsi tersebut sekitar 2 jam perjalanan. setelah berkemas-kemas kami pun berangkat meninggalkan rumah kami ke tempat pesta. Saya di depan sebagai supir, disamping saya ada ayahku dan ibu duduk di belakang, karena jalanan yang licin dan gerimis sayapun mengemudikan mobil sangat hati-hati. Setelah setengah perjalanan saya sontak gugup melihat awan yang sangat pekat mengumpul sepertinya akan membentuk badai, saya melihat mobil-mobil yang searah dengan kami semua berhenti mungkin mereka juga takut melihat badai akan datang, sayapun mengajak ayah untuk berhenti saat itu .
" Ayah didepan sepertinya akan ada badai, apa tidak sebaiknya kita balik pulang atau berhenti untuk menunggu cuaca yang lebih baik? " tanya saya kepada ayah.
" Lanjut anakku, tetap tenang dan fokus lihat kedepan " dengan santainya ayahku menjawab.
Aku bingung melihat ketenangan dan keyakinan ayah. setelah mobil kami berjalan cukup mendekat dengan badai itu sayapun kembali bertanya dengan ayah.
" Ayah bagaimana ini badai itu semakin mendekat ke arah kita ? kita pulang saja yukkk !!! saya kembali bilang kepada ayah karena saya lihat badai itu semakin mendekat kearah kami.
Ayahpun kembali menjawab dengan tenang " Tetap maju nak jangan sampai berhenti " saya tambah bingung dengan jawaban ayah.
Kami pun terus melaju menerobos badai yang akan segera menghajar kami, petir, angin, awan yang hitam siap menerkam mobil yang kami tumpangi, dengan susah payah akhirnya kamipun bisa melewati bahaya badai tersebut. Setelah kami terlepas dari bahaya tiba-tiba ayah menyuruh saya untuk berhenti dan turun dari mobil, lantas sayapun berhenti dan keluar dari mobil dengan ayah, beliau menyuruh saya untuk menengok kebelakang dan ternyata apa yang saya lihat adalah pemandangan yang sangat mengharukan, badai itu sekarang menerjang dan memporak porandakan rumah dan mobil-mobil yang masih berhenti, entah bagaimana nasib mereka.
Kami pun terus melaju menerobos badai yang akan segera menghajar kami, petir, angin, awan yang hitam siap menerkam mobil yang kami tumpangi, dengan susah payah akhirnya kamipun bisa melewati bahaya badai tersebut. Setelah kami terlepas dari bahaya tiba-tiba ayah menyuruh saya untuk berhenti dan turun dari mobil, lantas sayapun berhenti dan keluar dari mobil dengan ayah, beliau menyuruh saya untuk menengok kebelakang dan ternyata apa yang saya lihat adalah pemandangan yang sangat mengharukan, badai itu sekarang menerjang dan memporak porandakan rumah dan mobil-mobil yang masih berhenti, entah bagaimana nasib mereka.
Dari cerita diatas saya berharap anda bisa mengambil hikmahnya, bahwa jika anda ingin orang yang sukses, orang yang besar tentunya banyak rintangan, banyak masalah yang akan menghadang kita jangan anda merasa berkecil hati dengan rintangan dan masalah, anggaplah semua itu hanya ujian untuk anda menjadi lebih dewasa.
Seperti halnya Jepara Satu Buku ini adalah kegiatan yang sangat mulia jadi apapun aral dan rintangannya semoga Jepara Satu Buku tetap berdiri dan bisa membantu mereka yang membutuhkan tanpa pamrih.
Seperti halnya Jepara Satu Buku ini adalah kegiatan yang sangat mulia jadi apapun aral dan rintangannya semoga Jepara Satu Buku tetap berdiri dan bisa membantu mereka yang membutuhkan tanpa pamrih.
by. Jepara Satu Buku
Keren mas, moga sukses dg tujuan mulia tsb
BalasHapusAmin mas Zainal.....
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapus