Kisah ini berawal dari cerita Adit yang dulunya nakal dan senang usil kepada Riyan dan saat ini dia merasa bersalah karena telah usil kepada Riyan yang baik hati. Adit adalah anak dari seorang yang kaya raya di kampungnya, hidup yang serba berkecukupan membuat Adit sering bertindak sesuka hati kepada temannya terlebih kepada Riyan. Berbeda dengan Riyan, Dia adalah anak dari janda yang sangat sederhana, bapaknya telah meninggal beberapa tahun lalu membuat kehidupan dia dan ibunya menjadi pas-pasan. Riyan merupakan anak yang sangat rajin dan pintar disekolah, dia selalu mendapat rangking dan mendapat beasiswa.
Pagi itu seperti biasa Riyan diantar ibunya di depan rumahnya untuk menunggu bis jemputan sekolah, tidak lupa ibu Riyan selalu membawakan bekal dan memberi sedikit uang jajan untuk makan dan jajan Riyan di sekolah nanti. tak lama bis sekolahpun datang, terlihat Adit sudah berada didalam bis, Riyanpun segera mencium tangan ibunya dan bergegas masuk kedalam bis. " Awas kalau nanti sampai di sekolah ", celetuk Adit didalam hatinya. Singkat cerita kejadian itu selalu berulang tiap hari kepada Riyan, Pada suatu saat perusahaan ayah Adit bangkrut memaksa Adit dan keluarganya untuk pindah dari rumah mewah itu dan Adit berhenti sekolah karena biaya.
20 tahun sudah kejadian itu berlalu, Riyan yang sekarang menjadi seorang manager di sebuah Rumah Sakit dan Adit yang bekerja sebagai supir angkot di kotanya. Suatu hari Adit mendadak sakit dan harus di rawat dirumah sakit, Dia muntan darah dan hampir kehabisan darah, membuat ayahnya kesana kemari untuk mencari pendonor yang darahnya sama dengan golongan darah Adit yaitu golongan darah AB. Ayah Adit yang merasa sudah putus asa karena tidak kunjung mendapatkan pendonor, hanya bisa terdiam dan bersedih di depan kamar Adit.
Riyan yang saat itu kebetulan lewat melihat bapak-bapak yang sepertinya dia kenal, Riyan pun segera menghampiri dan bertanya kepada bapak itu, dan ternyata benar dia adalah bapaknya Adit teman sekolahnya yang dulu sering jail dan meminta uang jajannya. Kemudian bapak itu menceritakan semua kejadian yang menimpa putra satu-satunya itu, Riyan yang mengetahui golongan darahnya sama dengan Adit segera menawarkan diri untuk menjadi pendonor untuk Adit, alangkah gembiranya ayah Adit, dia segera bersujud syukur kepada Allah SWT, dengan menangis dia bersimpuh di kaki Riyan.
Setelah mendapatkan darah dari Riyan, kesehatan Adit semakin hari semakin membaik, dan dokter menyarankan untuk dia tinggal beberapa hari untuk rawat inap di RS tersebut. Melihat kesehatan Adit yang semakin membaik, ayah Adit menceritakan siapa yang mendonorkan darah kepadanya. Deggg...!!!! Adit seakan tidak percaya mendengarnya, lidahnya kaku seakan tidak bisa berkata-kata, matanya berkaca-kaca saat mendengar cerita ayahnya. " Kenapa Nak? " tanya ayahnya melihat Adit bersedih. " Saya sedih yah, dulu saya selalu usil dengan Riyan, dulu saya selalu meminta jatah uang jajannya, walaupaun saya tau kalau dia kekurangan, tapi sekarang didalam tubuhku ada darah yang mengalir, darah dari orang yang dulunya selalu saya buat untuk menangis, maafkan saya Riyan.....Maafkan saya ...!!!! " Ratapan Adit tiada henti.
Tamat
Salam Jepara Satu Buku
0 komentar:
Posting Komentar