Minggu, 12 Juli 2015

Belajar Bersyukur Dari Cerita Mas Maji di Swalayan



Kisah ini diceritakan oleh teman kepada kami Tim Relawan JEPARA SATU BUKU dan akhirnya tertuang dalam postingan kali ini. Saat menceritakan kisahnya Mas Maji sempat meneteskan air mata ingat kejadian itu. 

Lebaran yang hanya beberapa hari lagi membuat keluarga Maji segera menuju ke sebuah Swalayan di Jepara untuk membeli baju untuk kebutuhan lebaran. Setelah membeli semua kebutuhan lebaran di Swalayan tersebut keluarga Maji keluar dari Swalayan tersebut dengan barang bawaan yang bergelantung memenuhi kedua tangan mereka. Saat keluar dari Swalayan tersebut keluarga Maji di hampiri oleh seorang pengemis dan anaknya. " Bu....kasihanilah kami bu, kami belum makan dari kemarin.....berilah kami sedekah bu..", melihat ada pengemis disampingnya dengan meminta-minta istri Maji pun segera mengambil dompet dan mengambilkan uang Rp. 500,- dan berharap pengemis tersebut pergi tidak mengikutinya. Namun si pengemis justru mengikuti mereka dan kembali bilang " Bu...tolong bu beri kami tambahan untuk kami makan bu, sudah berhari-hari kami belum makan",  belum berakhir bicara si pengemis istri Maji segera memotong " Maaf ya itu sudah cukup " si pengemis pun pergi berlalu dan duduk memangku anaknya di trotoar pinggir jalan. 

Bip..Bip..Bip !!!! Hp Maji bergetar tanda ada sms masuk, dia segera membuka sms tersebut. Ternyata sms tersebut dari salah satu teman kerjanya yang memberitahukan bahwa Gaji dan THR bulan ini telah masuk ke rekening. Maji pun segera menuju ke ATM yang berada didalam satu gedung dengan swalayan tersebut dan segera mengecek THR dan Gaji, dengan tersenyum Maji menarik uang dari ATM kisaran  satu jutaan. Uang dengan warna merah 10 lembar itu segera dimasukkan ke dompet bersama dengan kartu ATM, namun  Maji mengambil uang yang juga berwarna merah dari dompetnya, tapi kali ini yang diambil bukan 100 rb melainkan 10rb. Maji segera keluar dan bergegas menuju ke tempat dimana mobilnya di parkir, namun dia mendadak menghentikan langkahnya karena melihat si pengemis tadi, dia ingat kalau tadi pengemis itu bilang kalau dia dan anaknya belum makan, dia segera menghampiri pengemis tersebut dan memberikan uang 10 rb yang dia ambil dari dompetnya dan diberikan kepada si pengemis, betapa gembiranya pengemis itu melihat nilai uang yang diterima, Ia pun berucap syukur kepada Allah dan berterima kasih kepada Maji dengan kalimat-kalimat penuh kesungguhan: "Alhamdulillah... Alhamdulillah... Alhamdulillah... Terima kasih tuan! Semoga Allah memberikan rezeki berlipat untuk tuan dan keluarga. Semoga Allah memberi kebahagiaan lahir dan batin untuk tuan dan keluarga. Diberikan karunia keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah. Rumah tangga harmonis dan anak-anak yang shaleh dan shalehah. Semoga tuan dan keluarga juga diberi kedudukan yang terhormat kelak nanti di surga...!"

Maji hanya bisa terdiam saat mendengar rasa Syukur dan do'a-do'a yang di ucapkan pengemis tersebut seraya pergi meninggalkannya. Dengan diam-diam Maji mengikuti kemana arah pengemis tersebut pergi dengan tujuan apakah benar pengemis ini belum makan ?. " Jjlegg..!!! lagkah kaki maji berhenti, kaki dan tangannya terasa lemas tak bisa bergerak hatinya benar-benar terguncang saat melihat pengemis tadi membeli sebungkus nasi untuk dia dan putrinya, " rupanya pengemis itu memang belum makan "  kata Maji dalam hati. segera maji meninggalkan pengemis yang sedang makan dengan anaknya. 

Saat kembali ke parkiran istrinya pun bertanya " Pa kenapa lama sekali, dan kenapa papa bersedih?. ada apa pah? " kata istrinya.  kemudian Maji menjelaskan semua kejadian yang baru saja dialaminya, sang istri yang hampir marah ketika mendengar suaminya memberi uang 10 rb pada pengemis itu. " Bu..., aku memberi sedekah kepadanya sebanyak itu. Saat menerimanya, ia berucap hamdalah berkali-kali seraya bersyukur kepada Allah. Tidak itu saja, ia mendoakan aku, mendoakan dirimu, anak-anak dan keluarga kita. Panjaaaang sekali ia berdoa! Dia hanya menerima karunia dari Allah Swt sebesar 10 ribu saja sudah sedemikian hebatnya bersyukur. Padahal aku sebelumnya melihat di ATM saat aku mengecek saldo dan ternyata di sana ada jumlah yang mungkin ratusan bahkan ribuan kali lipat dari 10 ribu rupiah. Saat melihat saldo itu, aku hanya mengangguk-angguk dan tersenyum. Aku terlupa bersyukur, dan aku lupa berucap hamdalah. Bu..., aku malu kepada Allah! Dia terima hanya 10 ribu begitu bersyukurnya dia kepada Allah dan berterimakasih kepadaku. Kalau memang demikian, siapakah yang pantas masuk ke dalam surga Allah, apakah dia yang menerima 10 ribu dengan syukur yang luar biasa, ataukah aku yang menerima jumlah lebih banyak dari itu namun sedikitpun aku tak  berucap hamdalah." 

Maji pun terdiam setelah menjelaskan semua pada istrinya, nampak terlihat wajah istrinya yang sedih dan air matanya menetes setelah dia menyadari bahwa selama ini ia kurang bersyukur sebagai hamba-Nya. Ya Allah, ampunilah kami para hamba-Mu yang kerap lalai atas segala nikmat-Mu,  dan kami lupa akan karunia nikmat-Mu. Ucap istri maji.

dari cerita di atas semoga bisa membuat kita lebih bersyukur kepada-Nya atas segala nikmat yang diberikan kepada kita semua dan kita menyadari bahwa disana ada orang dan anak-anak yang membutuhkan uluran tangan kita.  

Salam Jepara Satu Buku

0 komentar:

Posting Komentar